Maraknya peredaran pornografi serta penggunaan narkoba memicu kekerasan seksual dan perilaku yang tidak sesuai dengan budaya bangsa dan tuntutan agama. Pada gilirannya akan dapat merusak kualitas sumber daya manusia. Untuk itu, perlu kesadaran semua pihak untuk menyadarkan masyarakat dalam skala kecil atau keluarga dan masyarakat pada umumnya untuk mengatasi masalah itu.
Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan di bidang ilmu syaraf, neuropsikologi, dan berbagai penelitian di bidang kesehatan intelijensia, kini makin diketahui bahwa banyak metode, upaya pemeliharaan dan peningkatan kemampuan intelijensia. Berbagai upaya itu diharapkan dapat memengaruhi kemampuan akademik, kecakapan hidup atau life skill, perilaku, emosi, dan mental, sehingga kualitas SDM Indonesia akan meningkat.
Di sisi lain, informasi yang keliru atau informasi yang berisi hal-hal negatif, ternyata dapat merusak budaya bangsa, bahkan dapat merusak sumber daya manusia kita secara fisik, mental dan sosial. Karena itu, kita perlu merancang program ke depan untuk meningkatkan pemahaman akan pentingnya pengetahuan tentang akibat pornografi dan narkoba ini, serta menangani dampaknya secara bersama-sama, ujarnya.
Kepala Pusat Pemeliharaan, Peningkatan dan Penanggulangan Inteligensia Kesehatan Departemen Kesehatan Jofizal Jannis menyatakan, kecanduan narkoba dan pornografi berdampak pada kegagalan adaptasi sosial dari pecandu. Kecanduan narkoba dan pornografi juga merusak fungsi dan struktur otak. Kecanduan pornografi mempunyai pola yang sama dengan gejala-gejala adiksi fisiologis yang timbul karena obat-obatan dan alkohol, ujarnya.
Untuk itu, tingkat kesadaran mengenai bahaya pornografi dan narkoba perlu ditingkatkan di kalangan birokrasi khususnya Departemen Kesehatan, Departemen Pendidikan, Departemen Agama, Departemen Sosial, serta Kementerian Negara Komunikasi dan Informasi. Lembaga swadaya masyarakat juga berperan penting untuk menyadarkan komunitas keluarga dan dalam skala lebih luas yaitu masyarakat pada umumnya agar mendapat informasi bernilai positif terhadap pembangunan manusia Indonesia masa depan, kata Sjafii.
Demikian disampaikan Sekretaris Jenderal Departemen Kesehatan Sjafii Ahmad, dalam sambutan tertulisnya pada seminar sehari bertema "Memahami Dahsyatnya Kerusakan Otak Anak akibat Kecanduan Pornografi dan Narkoba dari tinjauan Kesehatan Intelijensia, Jakarta, Senin (2/3).Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam dan sumber daya manusia yang jumlahnya melimpah mencapai lebih dari 200 juta orang. Sumber daya manusia ini adalah potensi terbesar yang kita miliki sehingga tidak ada pilihan selain kita harus meningkatkan kemampuannya terutama kemampuan otaknya, kata Sjafii.
Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan di bidang ilmu syaraf, neuropsikologi, dan berbagai penelitian di bidang kesehatan intelijensia, kini makin diketahui bahwa banyak metode, upaya pemeliharaan dan peningkatan kemampuan intelijensia. Berbagai upaya itu diharapkan dapat memengaruhi kemampuan akademik, kecakapan hidup atau life skill, perilaku, emosi, dan mental, sehingga kualitas SDM Indonesia akan meningkat.
Di sisi lain, informasi yang keliru atau informasi yang berisi hal-hal negatif, ternyata dapat merusak budaya bangsa, bahkan dapat merusak sumber daya manusia kita secara fisik, mental dan sosial. Karena itu, kita perlu merancang program ke depan untuk meningkatkan pemahaman akan pentingnya pengetahuan tentang akibat pornografi dan narkoba ini, serta menangani dampaknya secara bersama-sama, ujarnya.
Kepala Pusat Pemeliharaan, Peningkatan dan Penanggulangan Inteligensia Kesehatan Departemen Kesehatan Jofizal Jannis menyatakan, kecanduan narkoba dan pornografi berdampak pada kegagalan adaptasi sosial dari pecandu. Kecanduan narkoba dan pornografi juga merusak fungsi dan struktur otak. Kecanduan pornografi mempunyai pola yang sama dengan gejala-gejala adiksi fisiologis yang timbul karena obat-obatan dan alkohol, ujarnya.
Untuk itu, tingkat kesadaran mengenai bahaya pornografi dan narkoba perlu ditingkatkan di kalangan birokrasi khususnya Departemen Kesehatan, Departemen Pendidikan, Departemen Agama, Departemen Sosial, serta Kementerian Negara Komunikasi dan Informasi. Lembaga swadaya masyarakat juga berperan penting untuk menyadarkan komunitas keluarga dan dalam skala lebih luas yaitu masyarakat pada umumnya agar mendapat informasi bernilai positif terhadap pembangunan manusia Indonesia masa depan, kata Sjafii.