Pratinjau Watch Internet TV Free Online Television is a major distributor on the internet of streaming media. You may find this one to be the best place to watch online TV while on the internet, the type of television that will slowly but surely replace the television set that is old. Finding music, sports, movie and news channels will be easy now. From the top navigation menu accessing these recourses is fast. No registration or monthly fee is required to watch your favorite channels. Besides watching television for free you can also enjoy listening to radio stations that broadcast online. They can be sorted by country and accessed in just the same way. You may be required to have Real Player or Windows Media Player in order to watch some of the channels.Should it happen that you don’t have them you’ll be prompted to download them. We’ll be glad if you enjoy your stay at this site and should it be the case please let your friends know about us so that we are better known on the Internet.Pratinjau   

Minggu, 15 Maret 2009

Wacana Jilbab Dalam Islam

Ada dua istilah populer digunakan Al Qur’an untuk penutup kepala yaitu khumur dan jalabib, keduanya dalam bentuk jamak dan bersifat generik. Kata khumur (QS. al-Nur:31) bentuk jamak dari khimar dan kata jalabib (QS. al-Ahdzab:59) bentuk jamak kata jilbab.

Al Quran dan hadis tidak pernah secara khusus menyinggung bentuk pakaian penutup muka. Bahkan, dalam hadis, muka dengan tegas masuk dalam pengecualian dan dalam suasana ihram tidak boleh ditutupi. Lagi pula, ayat-ayat yang berbicara tentang penutup kepala tidak ada satu pun disangkutpautkan dengan unsur mitologi dan strata sosial.

Dua ayat di atas turun dalam konteks keamanan dan kenyamanan perempuan. Sementara dalam tradisi Yunani, jilbab dianggap fenomena kelas masyarakat tertentu.

Ayat khimar turun untuk menanggapi model pakaian perempuan yang ketika itu menggunakan penutup kepala (muqani'), tetapi tidak menjangkau bagian dada, sehingga bagian dada dan leher tetap kelihatan.

Ayat jilbab juga turun berkenaan seorang perempuan terhormat yang bermaksud membuang hajat di belakang rumah di malam hari tanpa menggunakan jilbab, maka datanglah laki-laki iseng mengganggu karena dikira budak. Peristiwa ini menjadi sebab turunnya QS al-Ahdzab:33,”Dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang jahiliyah dahulu.” Satu hal, perlu dicatat bahwa seruan mengenakan jilbab, sebagaimana disebutkan dalam ayat diatas, dimaksudkan sebagai cara untuk meperlihatkan identitas perempuan-perempuan merdeka dari perempuan-perempuan budak. Soalnya, dalam tradisi Arab ketika itu, perempuan-perempuan budak dinilai tidak berharga. Mereka mudah menjadi sasaran pelecehan kaum laki-laki. Status sosial mereka juga direndahkan dan dihinakan. Berbeda dari kaum perempuan merdeka. Dengan begitu, identifikasi perempuan merdeka perlu dibuat agar tidak terjadi perlakuan yang sama dengan budak. Istilah merdeka dimaksudkan agar mereka tidak menjadi sasaran pelecehan seksual laki-laki.

Sampai di sini, pertanyaan penting agaknya perlu dikemukakan. Kalau jilbab digunakan sebagai pencirian perempuan merdeka, bagai mana pakaian yang biasa dikenakan perempuan budak? Abdul Halim Abu Syuqqah menginformasikan bahwa kaum perempuan Arab pra Islam sebenarnya biasa mengenakan pakaian dengan berbagai bentuk atau mode. Ada yang memakai cadar dan sebagainya. Beberapa bentuk dan mode pakaian yang dikenakan kaum perempuan Arab saat itu, berlaku bagi perempuan merdeka dan perempuan budak. Ketika Islam datang, mode dan bentuk pakaian yang menjadi tradisi masyarakat Arab jahiliyah masih diakui. Tetapi, ada dugaan kuat, seruan pemakaian jilbab terhadap perempuan-perempuan mukmin yang merdeka, mengindikasikan perempuan budak tidaklah mengenakan jilbab. Atau mereka mengenakannya, tetapi tidak mengulurkannya sampai menutup wajahnya. Tidak berjilbabnya perempuan budak masuk akal, karena tugas-tugas berat mereka untuk melayani majikannya.

Atas dasar itu, surat al-Ahzab 59, tampaknya hanya membicarakan ciri khusus pakaian perempuan merdeka, yang membedakannya dari pakaian perempuan budak. Ciri itu adalah jilbab. Jadi, ayat ini secara lahiriah, serta didukung latar belakang turunnya, hanya membicarakan jilbab sebagai ciri perempuan merdeka, untuk membedakannya dengan perempuan budak. Ayat ini tidak membicarakan aurat perempuan.

Pembicaraan mengenai batas-batas au-rat perempuan dikemukakan dalam ayat lain, misalnya surah al-Nur ayat 31. Para ahli tafsir, ketika mengartikan jilbab, menghubungkan surat al-Ahzab dengan surat an-Nur tadi. Dengan demikian, jilbab adalah pakaian tambahan, pelengkap atau aksesoris yang dirangkap pada pakaian lain yang untuk menutup tubuh perempuan merdeka.
Wahbah mengatakan, jilbab merupakan pelengkap kewajiban menutup aurat. Ini adalah tradisi yang baik, untuk melindungi pe-rempuan dari sasaran pelecehan laki-laki.

Ayat hijab, sangat terkait dengan keterbatasan tempat tinggal Nabi bersama beberapa istrinya dan semakin besarnya jumlah sahabat yang berkepentingan dengannya. Untuk mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan (perlu diingat, ayat hijab ini turun setelah kejadian tuduhan palsu/hadis al-ifk terhadap 'Aisyah), Umar mengusulkan agar dibuat sekat (Arab: hijab) antara ruang tamu dan ruang privat Nabi. Tetapi, tidak lama kemudian turunlah ayat hijab yang berbunyi, ”Jika kamu meminta sesuatu kepada mereka (para istri Nabi SAW), maka mintalah dari balik hijab. Cara ini lebih mensucikan hatimu dan hati mereka.”(Al-Ahzab:53)Muhammad Syahrur dalam bukunya Al-Kitab wa al-Qur'an juga pernah menyatakan hijab hanya termasuk dalam urusan harga diri, bukan urusan halal atau haram. Pada awal abad ke-19 Qasim Amin dalam Tahrir al-Mar'ah sudah mempersoalkan hal ini. Namun perlu ditegaskan, meskipun pemikir itu berpandangan kritis terhadap jilbab, tetapi mereka tetap mengidealkan penggunaan jilbab bagi perempuan. Inti wacana mereka adalah bagaimana jilbab tidak membungkus kreativitas dan produktivitas perempuan, bukannya melarang atau menganjurkan pembukaan jilbab.

Virus Pembunuh Rasa Malu

Apa jadinnya jika manusia sudah kehilangan rasa malu dan harga dirinya? Pantaskah kalau kemudian kita mengaku sebagai manusia beradab? Ketika rasa malu itu telah hilang dan lenyap, kita tak beda dengan manusia barbar yang hidup di zaman batu.

SOHOBAT AKSIEN TV, kamu pasti tidak tutup mata jika akhir-akhir ini, sering menjumpai teman-teman yang notabene muslimah, mengenakan celana pendek di mall-mall, di setiap Twenty One, hingga di tempat-tempat tongkrongan yang menjajakan kuliner. Tanpa rasa malu dan jengah sedikit pun, mereka cuek bebek berkeliaran di jalan-jalan dan tempat keramaian.

Lebih para lagi, celana pendek melewati dengkul atau yang ngetren di kalangan muda di sebut hot pants itu di kenakan di tempat reuni. Ya ampunnnnn. Kalo di piker-pikir kemana rasa malunya itu? Sudah pudar? Atau sudah lenyap sama sekali.


Asal tau aja, dulu masyarakat kita mencitrakan celana pendek sebagai busanannya kaum pelacur yang kerap nongkrong di lokalisasi prostitusi. Kini, ketika model dan gaya itu menjadi trend, para ABG sepertinnya tidak peduli dengan pencitraan itu. Mereka emang bukan pelacur, tetapi meniru-niru gaya pelacur. Gawat !!!!!!!!

Terkadang, jika trend ini di pelihara tarsus, bukan tidak mungkin, lama-kelamaan kaum prempuan tidak tau malu lagi ketika mengenakan celana dalam di tempat keramaian sekalipun. Ia ga shobat? Nah.. kalo sudah begitu, inilah tanda-tanda kiamat sudah dekat..


Insaf kawan..

Yuk… Pertahankan Persahabatan

SAHABAT bukanlah sekedar teman curhat, teman gaul ataupun teman bermain, tapi juga teman di segala suasana, baik suka maupun duka. Makannya, sedih bangget kalo ga punya sahabat. Sayangnnya, tidak sedikit orang yang menggaku menjalin sebuaha pertemanan aja sulit, apa lagi membina persahabantan yang lebih kental lagi unsur kedekatannya. Padahal upaya dan Inisiatif mereka dalam membangun persahabatan udah habis-habisan dan lumayan gigi lho. Bukan hannya dengan rajin nelpon, ngundang kerumah, belajar bareng, de..el…el, eh tetap aja ga ada seorangpun yang nyantol jadi sahabat. Di mana salahnya ya..?


Sebenarnya, ga ada yang salah kok, emang untuk mendapatkan sahabat sejati itu harus bersabar dan jangan terlalu memaksakan kehendak. Biarkan persahabatan itu muncul dengan sendirinnya secara alami.

Ada beberapa taktik untuk mendapatkan kualitas persahabatan yang cukup solid. Simak yuk!


Be Yourself. Rasa Percaya diri kita bisa memberi kenyamanan bagi sebuah persahabatan lho. Ini bisa membuat orang merasa nyaman dan selalu berfikif positif jika berteman dengan kita. Rasa PD tentunya lahir kalo kita bisa menjadi diri kita sendiri.


Loyal. Sifat loyal merupakan tiang utama dalam sebuah persahabatan yang solid. Disaat tengah di landa segunung musibah, kita ingin sahabat kita menemani kita, begitu juga sebaliknya. Nah itulah sebabnya di butuhkan sifat loyak atau setia.


Tidak anti keritik. Sahabat yang baik adalah mereka yang tidak cuma memuji tapi juga gemar memberi keritik konstruktif demi kebaikan kepada kita. Kenapa? Karena sesunggunya ia sayang kepada kita dan ingin kita berubah menjadi lebih baik.


Ringan tangan. Sahabat kita akan sangat menghargai segala kebaikan dan pertolongan yang kita berikan. Terlebih jika kita melakukannya dengan tulus tanpa embel-embel sesuatu.


Mau mendengar. Cobalah untuk memberikan perhatian dan jangan memonopoli pembicaraan jika sahabat lagi curhat.


Sahabat bukan penasihat peribadi. Kenapa? Terlalu sering curhat pasti bisa membuat sahabat bosan mendengarnya. Lain halnya jika kita lebih dulu bertannya apakah ia mau mendengar masalah kita, ya kan?


Berbagi bahagi dengan sahabat. Jangan Cuma curhat hal-hal yang sedih, kita terlalu sering curhat yang sedih pada sahabat. Tapi kalau kita sedang bahagia, kita perlu juga berbahagia dengan sahabat.


Tunjukan kalau kita selalu memikirkannya jika kita tidak bersamannya. Caranya macam-macam, bias lewas sms, email, kirim kartu atau tinggalkan pesan di telponnya, bila tidak sempat bertemu.


Fair-minded. Sebagai sahabat, akan lebih baik jika kita menelaah sebuah persoalan dari sudut pandang yang berbeda. Cara tersebut memungkinkan akan lebih cepat menyelesaikan masalah apapun juga.

Berpartisipasi Aktif Dalam Kelompok

SUKSES ATAU TIDAKNYA suatu tugas kelompok menjadi tanggung jawab kita semua anggotannya. Pun, saat ada masalah dalam kelompok harus ambil bagian untuk menyelesaikannya. Sebagai anggota kelompok, tentulah kita ingin menjadi orang yang membantu dan bukan justru yang menghambat kelompok dalam mencapai keberhasilan. Semua itu sanggat tergantung pada partisipasi mu dalam kelompok, hanya sekedar tercantum sebagai anggota atau aktif berkontribusi?



Entri Populer