



sumber: http://juandry.blogspot.com/2010/01/kadal-unik-cekidot.html
TRIBUN — Merawat area mulut memang perlu perhatian ekstra. Dari sanalah kita memasukkan makanan dan asupan, serta berkomunikasi dengan orang lain. Merawat area tersebut tak perlu mahal-mahal. Anda bisa merawatnya dengan ramuan sendiri, seperti saran berikut:
Obat kumur daun sirih
Sirih sejak lama digunakan untuk menguatkan gigi. Selain itu, daun sirih juga digunakan untuk memelihara kesehatan mulut. Selama ini kita melihat banyak obat kumur dengan kandungan daun sirih dijual di pasar. Sebenarnya Anda bisa membuatnya sendiri. Caranya: cuci bersih beberapa lembar daun sirih, lalu rebus dengan 1,5 gelas air. Setelah dingin, gunakan air rebusan untuk berkumur setelah gosok gigi. (Tips dari Ira Dyah Respati, Semarang)
Cengkih pengusir bau mulut
Peradangan di mulut, terutama di selaput lendir dan tenggorokan, dapat memicu bau mulut. Salah satu bahan yang dapat membantu mengurangi peradangan mulut adalah minyak cengkih. Untuk mendapatkan khasiat sebagai penangkal bau mulut, gunakan minyak cengkih sebagai obat kumur. Caranya: seduh minyak cengkih dengan air secukupnya selama lima menit, lalu dinginkan. Gunakan air ini untuk berkumur. Lakukan sekali sehari secara rutin. Bau tak sedap akan jauh dari mulut. (Tips dari Rangga Putra, Setiabudi)
(Majalah Sekar)
Di Tuban, sebuah desa di provinsi Jawa Timur Indonesia, tanah digunakan untuk membuat “ampo” snack krim yang dipercaya sebagai obat. Menurut Rasima, pembuat ampo di Tuban, tidak ada resep khusus untuk membuat snack yang aneh ini. Semua yang dia lakukan adalah mencari tanah yang bersih, bebas kerikil, di sawah-sawah di desa itu, ditumbuk ke blok yang keras, dengan menggunakan tongkat, dan gulungan mengorek tanah itu, dengan pisau bambu. Gulungan tanah tersebut kemudian dipanggang selama satu jam. Rasima kemudian membawa makanan tersebut ke pasar di desa tersebut, di mana dia mendapatkan sekitar $ 2 (Rp 20.000,-), untuk menambah penghasilan keluarganya. Tuban adalah satu-satunya desa yang memakan tanah di planet ini. Ada orang, di seluruh dunia, yang menikmati makan pasir, ataukaolin, tapi tidak tanah yang dipanggang. Penduduk desa percaya ampo adalah pembunuh rasa sakit yang alami, dan itu membuat kulit bayi lembut, jika dimakan oleh ibu yang sedang hamil.
Rasa ampo tersebut, “tidak ada yang istimewa, rasanya dingin di perutku” kata salah satu penduduk setempat Tuban, yang telah makan ampo, sejak dia masih kecil.
Di Tuban, sebuah desa di provinsi Jawa Timur Indonesia, tanah digunakan untuk membuat “ampo” snack krim yang dipercaya sebagai obat. Menurut Rasima, pembuat ampo di Tuban, tidak ada resep khusus untuk membuat snack yang aneh ini. Semua yang dia lakukan adalah mencari tanah yang bersih, bebas kerikil, di sawah-sawah di desa itu, ditumbuk ke blok yang keras, dengan menggunakan tongkat, dan gulungan mengorek tanah itu, dengan pisau bambu. Gulungan tanah tersebut kemudian dipanggang selama satu jam. Rasima kemudian membawa makanan tersebut ke pasar di desa tersebut, di mana dia mendapatkan sekitar $ 2 (Rp 20.000,-), untuk menambah penghasilan keluarganya. Tuban adalah satu-satunya desa yang memakan tanah di planet ini. Ada orang, di seluruh dunia, yang menikmati makan pasir, ataukaolin, tapi tidak tanah yang dipanggang. Penduduk desa percaya ampo adalah pembunuh rasa sakit yang alami, dan itu membuat kulit bayi lembut, jika dimakan oleh ibu yang sedang hamil.
Rasa ampo tersebut, “tidak ada yang istimewa, rasanya dingin di perutku” kata salah satu penduduk setempat Tuban, yang telah makan ampo, sejak dia masih kecil.
Penyakit Toxoplasmosis berasal dari infeksi parasit Toxoplasma gondii, perlu digarisbawahi “parasit” bukan virus seperti yang sering salah kaprah ditudingkan oleh orang-orang yang “emoh” dengan kucing. Parasit Toxoplasma ini berukuran sangat kecil dan hanya bisa dilihat dengan bantuan mikroskop elektron. Toxo artinya lengkung dan plasma artinya bentuk karena memang parasit ini berbentuk seperti bulan sabit jika dilihat dengan mikroskop. Sedangkan gondii diambil dari nama hewan sejenis tikus yang diketahui pertama kali mengandung organisme ini yaitu pada tahun 1908 di Tunisia, sedangkan pada manusia baru ditemukan pada tahun 1923 di Cekoslowakia.
Bagaimana penularannya pada manusia?
Pemahaman yang sering berkembang di masyarakat awam adalah bahwa Toxoplasma adalah virus yang terdapat pada bulu atau kotoran kucing dan dapat menimbulkan kemandulan wanita atau cacat (hydrocephalus) pada bayi yang dilahirkannya. Pemahaman ini harus segera diluruskan. Bahwa Toxoplasma bukanlah virus telah dijelaskan di atas. Adapun penularannya pada manusia melalui empat cara yaitu: yang pertama, secara tidak sengaja memakan makanan yang tercemari parasit ini. Misalnya kita makan sayuran yang tidak dicuci bersih dan ternyata parasit toxo telah mencemarinya. Kedua, memakan daging sapi, kambing, babi, ayam, atau anjing yang mengandung parasit toxo yang tidak dimasak dengan sempurna (matang). Ketiga, infeksi melalui placenta bayi dalam kandungan. Seorang ibu hamil yang terinfeksi Toxoplasma bisa menularkan parasit ini pada janin yang dikandungnya, penularan ini disebut penularan secara congenital. Dan yang keempat adalah melalui transfusi darah, transplantasi organ dari seorang donor yang kebetulan menderita toxoplasmosis. Itu saja!
Satu hal yang juga perlu dicermati adalah bahwa penyakit ini tidak mengenal gender, artinya ia tidak saja menginfeksi wanita tapi kaum pria pun tidak sedikit yang terinfeksi. Penyakit ini pada umumnya tergolong penyakit yang asimptomatis, maksudnya tidak menampakkan tanda-tanda klinis pada korban yang terinfeksi. Penderita toxoplasmosis juga tidak selalu menyebabkan kemandulan atau keguguran si jabang bayi, tapi bisa juga menyebabkan radang paru-paru, hydrocephalus, gangguan penglihatan sampai kebutaan. Tapi sering pula tidak menimbulkan gangguan apa-apa. Biasanya Toxoplasmosis akan menampakkan gejala klinis jika ada interkurensi infeksi misalnya dengan virus atau protozoa lain atau pada kondisi stress dan immunosupresi (penurunan daya tahan tubuh, seperti pada penderita kanker dan AIDS).
Lantas, hubungannya dengan kucing?
Kucing dan juga hewan-hewan lain dari famili Fellidae seperti cheetah, leopard dan lain-lain merupakan induk semang defenitif dari Toxoplasma gondii, penyebab toxoplasmosis. Jadi seandainya di dunia ini tidak ada kucing dan hewan sebangsanya itu maka parasit toxo pun tak dapat menyempurnakan siklus hidupnya. Tapi lantas bukan berarti kita harus “menghabisi” hewan yang disayang Nabi ini. Tidak semua kucing harus dituduh sebagai penyebab toxoplasmosis, sangat kasihan jika ternyata mereka harus ditelantarkan. Pun sesungguhnya tak hanya kucing yang bisa terinfeksi parasit Toxoplasma, karena pada hakekatnya semua hewan berdarah panas termasuk burung dan mamalia bisa terinfeksi parasit ini, yaitu sebagai induk semang perantaranya (Intermediate host). Hanyasaja hewan-hewan intermediated host ini tidak bisa menulari manusia selama kita tidak mengkonsumsinya. Beda dengan kucing. Karena pada usus halus kucinglah Toxoplasma menyelesaikan keseluruhan siklus hidupnya, dan akan dikeluarkan bersamaan dengan feces/kotorannya. Mungkin karena alasan inilah maka kucing menjadi “sangat berdosa” bagi sebagian kita sementara sapi, kambing, ayam, anjing dan hewan lainnya tidak, meski sama-sama punya “bibit” Toxoplasma di tubuhnya. Ini tidak adil, bukan? Lantas, perlakuan “adil” bagaimana yang seharusnya kita tempuh agar kucing tak lagi tertuduh dan kita juga terhindar dari bahaya? Berikut adalah tipsnya:
1. Sediakan pasir/tempat kotoran untuk kucing dan sebaiknya dibersihkan setiap hari.
2. Cegahlah kucing agar tidak berburu tikus, burung, lalat dan kecoa.
3. Jangan memberi makan hewan peliharaan dengan daging, jeroan, tulang dan susu mentah, tapi masaklah terlebih dahulu.
4. Setelah mencuci daging mentah sebaiknya cuci tangan dengan sabun agar tak ada parasit yang tertinggal di tangan.
5. Cucilah tangan dengan sabun setiap kali hendak makan.
6. Hindari memakan daging mentah/setengah matang. Makanlah daging yang benar-benar telah dimasak sampai matang.
7. Cuci bersih sayur-mayur dan buah-buahan yang hendak dikonsumsi mentah sebelum dimakan (dilalap).
8. Untuk ibu-ibu hamil, sebaiknya tidak membersihkan tempat kotoran kucing ataupun mencuci daging/jeroan selama masa kehamilan. Mintalah bantuan orang lain untuk mengerjakannya.
9. Untuk ibu-ibu yang berencana untuk hamil sebaiknya melakukan pemeriksaan darah untuk mengetahui ada tidaknya infeksi Toxoplasma. 10. Jika anda memelihara kucing, latihlah dari kecil kucing tersebut dengan membiasakannya buang kotoran tidak sembarangan yaitu di kamar mandi sehingga mudah dibersihkan.
Terakhir, sesungguhnya bukan sebab seseorang memelihara kucing atau tidak, juga bukan karena seseorang “akrab” dengan kucing atau tidak yang membuka peluang terkena penyakit toxoplasmosis ini, melainkan bagaimana cara orang tersebut menjaga kebersihan diri dan lingkungannya. Karena seorang yang teramat “anti” dengan kucing pun bisa saja terinfeksi Toxoplasma jika tidak peduli dengan kebersihan. Misalnya malas mencuci tangan saat hendak makan atau gemar memakan daging mentah / setengah matang. Dan sebaliknya, seorang yang hidup dengan banyak kucing disekelilingnya bisa tetap aman dari toxoplasmosis selama dia peduli dan menjaga kebersihan. Mudah-mudahan dengan menjaga kebersihan diri dan lingkungan sekitar rumah kita terhindar dari ancaman Toxoplasma yang selama ini menakutkan.
Dengan minyak tempurung kelapa
Tempurung kelapa atau batok kelapa dibagian cekung bekas daging kelapa diberi bara api kemudian diletakkan dalam mangkok. Setelah dalam mangkok terdapat cairan kuning pekat yang keluar dari tempurung tersebut, inilah minyak tempurung/batok. Ambil kapas lalu celup atau sentuhkan sedikit yang penting minyak meresap pada kapas. Masukkan kapas yang telah basah oleh minyak pada gigi yang berlubang selanjutnya gigit kuat-kuat. Dalam waktu relatif singkat rasa sakit akan hilang.
Dengan getah pohon kamboja atau minyak cengkih
Kapas secukupnya dicelupkan dalam minyak cengkih, kemudian dimasukkan ke dalam gigi yang berlubang. Kapas yang sudah dibasahi dengan getah pohon kamboja juga dapat meredakan rasa sakit pada gigi.
Dengan biji alpukat
Ambil biji alpukat, bersihkan dan ditumbuk sampai halus. Masukkan bubuk biji alpukat tadi ke dalam gigi yang berlubang. Rasa sakit akan segera hilang.
Dengan bawang merah
Ambil satu siung bawang merah tunggal. Gosokkan pada sela ibujari kaki. Kalau yang sakit gigi bagian kanan maka yang digosok pada sela jempol kaki kanan demikian sebaliknya. Gosok terus sampai sakitnya mereda.
Dengan bawang putih
Ambil satu siung bawang putih yang berumbi tunggal (jawa=bawang lanang) tumbuk halus dan masukkan pada gigi yang berlubang. Jangan dikunyah, cukup digigit kuat agar bawang menempel pada lubang gigi.
'Jaga diri untuk tetap tenang, jaga kaki agar tetap hangat, dan kamu akan membuat dokter terbaik sekalipun menjadi miskin.'